Jumat, 27 Juli 2012

_ Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia _

     Aku berkembang dalam penjara. Ketetapan hatiku semangkin kuat. Ruang penjara adalah ruang sekolahku......
     Sekali sebulan dari jam delapan sampai jauh tengah malam 100 orang berdesak desakan untuk mendengar pelajaran agama, dan ini disusul dengan tanya jawab. Sungguhpun aku asyik mendengarkan, tapi belumlah aku menemukan Islam dengan betul betul dan sungguh sungguh sampai aku masuk penjara. Didalam pejara aku menjadi penganut yang sebenarnya.
     Tak pernah orang meragukan adanya Tuhan yang Maha Esa, kalau orang bertahun tahun lamanya terkurung dalam dunia yang gelap.
     Aku sungguh sungguh menelan Al Qur'an, ditahun 28 lalu aku memahami Tuhan bukanlah suatu pribadi. Aku menyadari Tuhan tiada hingganya meliputi seluruh jagad Maha Kuasa Maha Ada, tidak hanya disini atau disana, akan tetapi dimana mana, Ia hanya satu.....Ia berada dimana mana, dihadapanku, dibelakangku, memimpinku, menjagaku. Ketika kenyataan ini hinggap dalam diriku, aku insyaf bahwa aku tidak perlu takut takut lagi, karena Tuhan tidak lebih jauh dari pada kesadaranku. Aku hanya perlu memanjat kedalam hatiku untuk menemuinya. Aku menyadari bahwa aku dilindunginya untuk mengerjakan sesuatu yang baik, dan bahwa Ia memimpin setiap langkahku menuju kemerdekaan.
     Suatu malam jauh dilarut malam, sambil bersujud aku membisik kepadanya " Tuhan aku berdoa, setiap manusia dapat menjadi pemimpin asal saja dari keluarganya sendiri. Akan tetapi saya mengetahui Engkaulah Gembala yang sesungguhnya, saya insyaf bahwa satu satunya suara kemanusiaan adalah kata dari Tuhan. Mulai dari hari ini dan seterusnya saya telah bersiap memikul tanggung jawab dari segala apa yang saya kerjakan, tidak saja terhadap bangsa Indonesia, tapi juga terhadapmu ".
      Didalam penjara aku mempelajari semua agama untuk melihat apakah aku ini termasuk salah seorang yang Sesat dan Hilang. Kalau ia lebih baik untukku, aku mengambilnya. Kupelajari agama Kristen pada Pendeta Vant Lith. Aku pertama menaruh perhatian pada " Khotbah diatas Bukit " Inspirasi Yesus menyemangati orang orang syahid mula mula, karena itu mereka berjalan menuju kematiannya sambil menyanyikan Zabur, pujian untuknya, karena mereka tahu " Kami meninggalkan Kerajaan ini, akan tetapi kami akan masuk Kerajaan Tuhan ". Aku membaca kembali Injil. Perjanjian lama dan Perjanjian baru tidak asing lagi bagiku, aku sering kali mengulang membacanya.
     Kemudian aku membaca Al Qur'an .  Dan hanya setelah maneguk pikiran pkiran Nabi Muhammad s.a.w, aku tidak lagi mencari cari Buku Sosialogi untuk memperoleh jawaban atas bagaimana dan mengapa segala galanya terjadi. Aku memperoleh jawabannya dalam ucapan ucapan Nabi, dan aku sangat puas.
     Untunglah aku setelah menemukan Tuhan dan jadilah Ia  kawan yang paling kusayangi dan kupercayai bilamana aku menderita pukulan yang hebat.












 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar